Kamis, 19 Oktober 2017

AUDIT TEKNOLOGI SISTEM INFROMASI

COBIT


1.      PENGERTIAN COBIT
COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) merupakan audit sistem informasi dan dasar pengendalian yang dibuat oleh Information Systems Audit and Control Association (ISACA) dan IT Governance Institute (ITGI) pada tahun 1992.
COBIT mendukung tata kelola TI dengan menyediakan kerangka kerja untuk mengatur keselarasan TI dengan bisnis. Selain itu, kerangka kerja juga memastikan bahwa TI memungkinkan bisnis, memaksimalkan keuntungan, resiko TI dikelola secara tepat, dan sumber daya TI digunakan secara bertanggung jawab (Tanuwijaya dan Sarno, 2010). COBIT Framework adalah standar kontrol yang umum terhadap teknologi informasi, dengan memberikan kerangka kerja dan kontrol terhadap teknologi informasi yang dapat diterima dan diterapkan secara internasional.
COBIT bermanfaat bagi manajemen untuk membantu menyeimbangkan antara resiko dan investasi pengendalian dalam sebuah lingkungan IT yang sering tidak dapat diprediksi. Bagi user, ini menjadi sangat berguna untuk memperoleh keyakinan atas layanan keamanan dan pengendalian IT yang disediakan oleh pihak internal atau pihak ketiga. Sedangkan bagi Auditor untuk mendukung atau memperkuat opini yang dihasilkan dan memberikan saran kepada manajemen atas pengendalian internal yang ada.

2.      SEJARAH COBIT
COBIT pertama kali diterbitkan pada tahun 1996, kemudian edisi kedua dari COBIT diterbitkan pada tahun 1998. Pada tahun 2000 dirilis COBIT 3.0 dan COBIT 4.0 pada tahun 2005. Kemudian COBIT 4.1 dirilis pada tahun 2007 dan saat ini COBIT yang terakhir dirilis adalah COBIT 5.0 yang dirilis pada tahun 2012.
COBIT merupakan kombinasi dari prinsip-prinsip yang telah ditanamkan yang dilengkapi dengan balance scorecard dan dapat digunakan sebagai acuan model (seperti COSO) dan disejajarkan dengan standar industri, seperti ITIL, CMM, BS779, ISO 9000.

3.      KRITERIA INFORMASI BERDASARKAN COBIT
Untuk memenuhi tujuan bisnis, informasi perlu memenuhi kriteria tertentu, adapun 7 kriteria informasi yang menjadi perhatian COBIT, yaitu sebagai berikut:
·   Effectiveness (Efektivitas). Informasi yang diperoleh harus relevan dan berkaitan dengan proses bisnis, konsisten dapat dipercaya, dan tepat waktu.
·      Effeciency (Efisiensi). Penyediaan informasi melalui penggunaan sumber daya (yang paling produktif dan ekonomis) yang optimal.
·     Confidentially (Kerahasiaan). Berkaitan dengan proteksi pada informasi penting dari pihak-pihak yang tidak memiliki hak otorisasi/tidak berwenang.
·   Intergrity (Integritas). Berkaitan dengan keakuratan dan kelengkapan data/informasi dan tingkat validitas yang sesuai dengan ekspetasi dan nilai bisnis.
·   Availability (Ketersediaan). Fokus terhadap ketersediaan data/informasi ketika diperlukan dalam proses bisnis, baik sekarang maupun dimasa yang akan datang. Ini juga terkait dengan pengamanan atas sumber daya yang diperlukan dan terkait.
·      Compliance (Kepatuhan). Pemenuhan data/informasi yang sesuai dengan ketentuan hukum, peraturan, dan rencana perjanjian/kontrak untuk proses bisnis.
·    Reliability (Handal). Fokus pada pemberian informasi yang tepat bagi manajemen untuk mengoperasikan perusahaan dan pemenuhan kewajiban mereka untuk membuat laporan keuangan.


4.      CAKUPAN DOMAIN COBIT


1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)
Domain ini mencakup strategi dan taktik yang menyangkut identifikasi tentang bagaimana TI dapat memberikan kontribusi terbaik dalam pencapaian tujuan bisnis organisasi sehingga terbentuk sebuah organisasi yang baik dengan infrastruktur teknologi yang baik pula.

2. Pengadaan dan implementasi (Acquirwand implement)
identifikasi solusi TI dan kemudian diimplementasikan dan diintegrasikan dalam proses bisnis untuk mewujudkan strategi TI. 

3. Pengantaran dan dukungan (Deliver and Support)
Domain ini berhubungan dengan penyampaian layanan yang diinginkan, yang terdiri dari operasi pada security dan aspek kesinambungan bisnis sampai dengan pengadaan training.

4. Pengawasan dan evaluasi (Monitor and Evaluate)
Semua proses TI perlu dinilai secara teratur dan berkala bagaimana kualitas dan kesesuaiannya dengan kebutuhan kontrol.   

5.      MANFAAT DAN PENGGUNA COBIT
Secara manajerial target pengguna COBIT dan manfaatnya adalah :
·         Direktur dan Eksekutif
Untuk memastikan manajemen mengikuti dan mengimplementasikan strategi searah dan sejalan dengan TI.
·         Manajemen
-          Untuk mengambil keputusan investasi TI.
-          Untuk keseimbangan resiko dan kontrol investasi.
-          Untuk benchmark lingkungan TI sekarang dan masa depan.
·         Pengguna
Untuk memperoleh jaminan keamanan dan control produk dan jasa yang dibutuhkan secara internal maupun eksternal.
·         Auditors
-          Untuk memperkuat opini untuk manajemen dalam control internal.
-          Untuk memberikan saran pada control minimum yang diperlukan.
Dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan perusahaan untuk mencapai tujuan organisasi, COBIT memiliki karakteristik :
-          Business-focused
-          Process-oriented
-          Controls-based
-          Measurement-driven
COBIT mengelompokkan semua aktivitas bisnis yang terjadi dalam organisasi menjadi 34 proses yang terbagi ke dalam 4 buah domain proses, meliputi :

1)      Planning & Organization.
Domain ini menitikberatkan pada proses perencanaan dan penyelarasan strategi TI   dengan strategi perusahaan, mencakup masalah strategi, taktik dan identifikasi tentang bagaimana TI dapat memberikan kontribusi maksimal terhadap pencapaian tujuan bisnis organisasi sehingga terbentuk sebuah organisasi yang baik dengan infrastruktur teknologi yang baik pula. Domain ini mencakup :
-          PO1 – Menentukan rencana strategis
-          PO2 – Menentukan arsitektur informasi
-          PO3 – Menentukan arah teknologi
-          PO4 – Menentukan proses TI, organisasi dan hubungannya
-          PO5 – Mengelola investasi TI
-          PO6 – Mengkomunikasikan tujuan dan arahan manajemen
-          PO7 – Mengelola sumber daya manusia
-          PO8 – Mengelola kualitas
-          PO9 – Menilai dan mengelola resiko TI
-          PO10 – Mengelola proyek

2)      Acquisition & Implementation.
Domain ini berkaitan dengan implementasi solusi IT dan integrasinya dalam proses bisnis organisasi untuk mewujudkan strategi TI, juga meliputi perubahan dan maintenance yang dibutuhkan sistem yang sedang berjalan untuk memastikan daur hidup sistem tersebut tetap terjaga. Domain ini meliputi:
-          AI1 – Mengidentifikasi solusi yang dapat diotomatisasi.
-          AI2 – Mendapatkan dan maintenance software aplikasi.
-          AI3 – Mendapatkan dan maintenance infrastuktur teknologi
-          AI4 – Mengaktifkan operasi dan penggunaan
-          AI5 – Pengadaan sumber daya IT.
-          AI6 – Mengelola perubahan
-          AI7 – Instalasi dan akreditasi solusi dan perubahan.

3)      Delivery & Support.
Domain ini mencakup proses pemenuhan layanan IT, keamanan sistem, kontinyuitas layanan, pelatihan dan pendidikan untuk pengguna, dan pemenuhan proses data yang sedang berjalan. Domain ini meliputi :
-          DS1 – Menentukan dan mengelola tingkat layanan.
-          DS2 – Mengelola layanan dari pihak ketiga
-          DS3 – Mengelola performa dan kapasitas.
-          DS4 – Menjamin layanan yang berkelanjutan
-          DS5 – Menjamin keamanan sistem.
-          DS6 – Mengidentifikasi dan mengalokasikan dana.
-          DS7 – Mendidik dan melatih pengguna
-          DS8 – Mengelola service desk dan insiden.
-          DS9 – Mengelola konfigurasi.
-          DS10 – Mengelola permasalahan.
-          DS11 – Mengelola data
-          DS12 – Mengelola lingkungan fisik
-          DS13 – Mengelola operasi.

4)      Monitoring and Evaluation.
Domain ini berfokus pada masalah kendali-kendali yang diterapkan dalam organisasi, pemeriksaan intern dan ekstern dan jaminan independent dari proses pemeriksaan yang dilakukan. Domain ini meliputi:
-          ME1 – Mengawasi dan mengevaluasi performansi TI.
-          ME2 – Mengevaluasi dan mengawasi kontrol internal
-          ME3 – Menjamin kesesuaian dengan kebutuhan eksternal.
-          ME4 – Menyediakan IT Governance.


Kelebihan COBIT
  •      Efektif dan Efisien
  •      Berhubungan dengan informasi yang relevan dan berkenaan dengan proses bisnis, dan sebaik     mungkin informasi dikirim tepat waktu, benar, konsisten, dan berguna.
  •      Rahasia
  •      Proteksi terhadap informasi yang sensitif dari akses yang tidak bertanggung jawab.
  •    Integritas
  •      Berhubungan dengan ketepatan dan kelengkapan dari sebuah informasi.
  •      Ketersediaan
  •     Berhubungan dengan tersedianya informasi ketika dibutuhkan oleh proses bisnis sekarang dan masa depan.
  •     Kepatuhan Nyata
  •     Berhubungan dengan penyediaan informasi yang sesuai untuk manajemen.


Kekurangan COBIT
  • COBIT hanya memberikan panduan kendali dan tidak memberikan panduan implementasi operasional.  Dalam memenuhi kebutuhan COBIT dalam lingkungan operasional, maka perlu diadopsi berbagai framework tata kelola operasional seperti ITIL (The Information Technology Infrastructure Library) yang merupakan sebuah kerangka pengelolaan layanan TI yang terbagi ke dalam proses dan fungsi.
  • Kerumitan penerapan.  Apakah semua control objective dan detailed control objective harus diadopsi, ataukah hanya sebagian saja? Bagaimana memilihnya?
  • COBIT hanya berfokus pada kendali dan pengukuran.
  • COBIT kurang dalam memberikan panduan keamanan namun memberikan wawasan umum atas proses TI pada organisasi daripada ITIL misalnya.

6.      VERSI COBIT
• Versi 1
• Versi 2
• Versi 3.0
• Versi 4.0
• Versi 4.1
• Versi 5

COBIT 4 DAN COBIT 5
COBIT 4.0
Cobit 4.0 memberikan fokus bisnis yang cukup kuat untuk mengatasi tanggung jawab para direktur dan pegawai. Cobit 4.0 menandai pembaharuan pertama dari isi cobit sejak dirilisnya edisi cobit ketiga di tahun 2000. Edisi pertama diterbitkan di tahun 1994. Studi kasus pelaksanaan Cobit di organisasi interasional utama misalnya Unisys, Sun microsystems dan DPR Amerika juga terdapat di cobit case studies.
“Cobit 4.0 tidak kelihatan seperti sebuah buku akademik. Ada materi yang cukup berguna pada setiap halaman”, ujar Christoper Fox, ACA. “Cobit 4.0 mampu menjadi sebuah dokumen yang sangat bermanfaat”. Cobit 4.0 juga mencakup bimbingan bagi para direktur dan semua level manajemen dan terdiri dari empat seksi :
-          Gambaran luas mengenai eksekutif
-          Kerangka Kerja
-          Isi utama (tujuan pengendalian, petunjuk manajemen dan model kedewasaan)
-          Appendiks (pemetaan, ajuan silang dan daftar kata-kata)

Fungsi lainnya :
  • Menganalisa bagaimana tujuan pengendalian dapat dipetakan ke dalam lima wilayah penentuan IT agar dapat mengidentifikasi gap potensial.
  • Menyesuaikan dan memetakan cobit ke standar yang lain (ITIL, CMM, COSO, PMBOK, ISF dan ISO 17799)
  •  Mengklarifikasikan indikator tujuan utama (KGI) dan indikator hubungan kinerja utama (KPI), dengan mengenal bagaimana KPI dapat bergerak mencapai KGI.
  • Menghubungkan tujuan bisnis, IT dan proses IT (penelitian mendalam di delapan industri dengan pandangan yang lebih jelas tentang bagaimana proses Cobit mendukung tercapainya tujuan IT spesifik dan dengan perluasan, tujuan bisnis).

Cobit 4.0 bisa menggantikan komponen edisi ketiga yang menyangkut ringkasan eksekutif, kerangka kerja, tujuan pengontrolan dan petunjuk manajemen. Pekerjaan sedang dilakukan agar bisa mengatasi petunjuk audit.

COBIT 4.1
COBIT versi 4.1 adalah model standarpengelolaan IT yang telah mendapatkanpengakuan secara luas, dikembangkan olehInformation Technology Governance Institute(ITGI) dari Information System Audit andControl Association (ISACA).
Menurut IT Governance Institute, 2007,menyatakan bahwa pada versi 4.1 ini diuraikan good practices, domain-domain dan proses kerangka kerja (framework) TI yang ada.

COBIT 5
COBIT 5 adalah kerangka bisnis untuk tata kelola dan manajemen perusahaan IT (IT gevornance framework), dan juga kumpulan alat yang mendukung para manager untuk menjembatani jarak (gap) antara kebutuhan yang dikendalikan (control requirments), masalah teknis (technical issues) dan resiko bisnis (business risk). COBIT 5 adalah evolusi dari framework sebelumnya yakni, COBIT 4.1 yang ditambah dengan Val IT 2.0 dan Risk IT. COBIT 5 didasarkan pada lima prinsip utama untuk tata kelola dan manajemen perusahaan TI.
-          Prinsip 1
Pemenuhan Kebutuhan Stakeholder Setiap perusahaan mempunyai visi dan misi yang berbeda
-          Prinsip 2
Meliputi Enterprise End-to-End Menganggap semua tata kelola dan manajemen TI enabler untuk perusahaan
-          Prinsip 3
Menerapkan Singel Framework yangTerpaduCOBIT 5 dapat menyesuaikan dengan tatakelola dan manajemen TI pada perusahan
-          Prinsip 4
Mengaktifkan Pendekatan HolistikCOBIT 5 mendefinisikan satu set enabler untukmendukung pelaksanaan tata kelola yangkomprehensif dan sistem manajemen TI untukperusahaan
-          Prinsip 5
Memisahkan Tata Kelola dari Manajemen Kerangka COBIT 5 membuat perbedaan yang jelasantara tata kelola dan manajemen. Tata kelola pada sebagian besar perusahaan merupakan tanggung jawab dari dewan direksi yang dipimpin oleh pemilik Manajemen merupakan tanggung jawab semua manajer eksekutif yang dipimpin oleh direkturoperasional dalam menjalankan operasional kerja.

Perbedaan COBIT 4.1 dengan COBIT 5
-        Prinsip baru dalam tata kelola TI untukorganisasi, Governance of Enterprise IT (GEIT).
-     COBIT 5 memberi penekanan lebih kepada Enabler.Walaupun sebenarnya COBIT 4.1 juga menyebutkan adanyaenabler-enabler, hanya saja COBIT 4.1 tidak menyebutnyadengan enabler. Sementara COBIT 5 menyebutkan secaraspesifik ada 7 enabler dalam implementasinya.
-  COBIT 5 mendefinisikan model referensi prosesyang baru dengan tambahan domain governance danbeberapa proses baik yang sama sekali baru ataupunmodifikasi proses lama serta mencakup aktifitas organisasisecara end-to-end.
-    DalamCobiT 5 terdapat proses-proses baru yang sebelumnyabelum ada di CobiT 4.1, serta beberapa modifikasi padaproses-proses yang sudah ada sebelumnya di CobiT 4.1.Secara sederhana dapat dikatakan bahwa model referensiproses CobiT 5 ini sebenarnya mengintegrasikan kontenCobiT 4.1, Risk IT dan Val IT. Sehingga proses-proses padaCobiT 5 ini lebih holistik, lengkap dan mencakup aktifitasbisnis dan IT secara end-to-end.

KESIMPULAN
  • COBIT mengatur masalah tujuan yang harus dicapai oleh sebuah organisasi dalam memberikan layanan TI, sedangkan ITIL merupakan best practice cara-cara pengelolaan TI untuk mencapai tujuan organisasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa COBIT dan ITIL merupakan dua pendekatan dalam tata kelola TI dan tata kelola layanan teknologi informasi yang saling melengkapi.
  • Secara umum dapat dikatakan bahwa COBIT merupakan sebuah model tata kelola TI yang memberikan sebuah arahan yang lengkap mulai dari sistem mutu, perencanaan, manajemen proyek, keamanan, pengembangan dan pengelolaan layanan. Arahan dari COBIT kemudian didetailkan kembali oleh beberapa model framework sesuai dengan perkembangan keilmuan.


CONTOH KASUS 
Domain  : Pengadaan dan implementasi (Acquirwand implement)
Kasus     : Implementasi COBIT Pada Kerja Praktek di ”PT. TRANSINDO JAYA KOMARA”

PT. Transindo Jaya Komara
KOPERASI LANGIT BIRU yang sebelumnya dikenal dengan PT. Transindo Jaya Komara (PT. TJK) dengan Akte Notaris H. Feby Rubein Hidayat SH No. AHU. 0006152.AH.01.09. Tahun 2011 adalah perusahaan konvensional yang sudah berdiri 2 tahun dan bergerak khusus mengelola daging sapi dan air  mineral.
Saat ini KOPERASI LANGIT BIRU telah memiliki 62 suplayer pemotongan dan pendistribusian daging sapi serta pusat pendistribusian air mineral SAFWA. Adalah Ustad Jaya Komara sebagai Direktur utama memiliki pengalaman 16 Tahun dalam pengelolaan daging sapi. Ustad yang selalu berpenampilan sederhana dan apa adanya ini memiliki visi misi besar untuk kesejahteraan bersama khususnya Umat Islam. Untuk mengembangkan usahanya ini Ustad jaya Komara pada awalnya hanya menggandeng masyarakat sekitar saja untuk ikut serta menikmati keuntungan hasil usaha daging sapinya.
Berawal dari pandanganya terhadap strata kehidupan masyarakat Indonesia dimana yang kaya makin kaya dan yang miskin tetap miskin. Maka tercetuslah ide kreatif untuk pengembangan usahanya dengan mengikutsertakan masyarakat pada umumnya. Pada awalnya hanya diadakan arisan daging untuk masyarakat sekitar saja, yang hasilnya dibagikan tiap lebaran haji baik berupa keuntungan berupa uang dan daging sapi itu sendiri, hal ini sudah dilakukan oleh ustad jaya komara sebelum KOPERASI LANGIT BIRU resmi berdiri.
Berkaitan dengan pertimbangan diatas, perlu adanya suatu metode untuk mengelola IT. Dalam hal ini, metode COBIT perlu diterapkan dalam pengelolaan perusahaan agar pengguna IT sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan menghasilkan kinerja yang efisien dan efektif serta mencegah atau meminimalisir adanya resiko terhadap penggunaan IT. Dalam hal ini saya mencoba merancang penerapan COBIT pada PT. Transindo Jaya Komara.

Analisis Permasalahan
-      Pada PT. Transindo Jaya Komara sudah memiliki prosedur pengelolaan teknologi informasi yang dijalankan, tetapi faktanya prosedur tersebut tidak sepenuhnya dijalankan, sehingga user biasanya melakukan secara manual.
-       Mengetahui berbagai kendala dalam pengelolaan teknologi informasi yang dijalankan.
-   Perusahaan menginginkan adanya suatu evaluasi tata kelola teknologi informasi untuk peningkatan mutu perusahaan .
-        Pengolahan Data

·         PO 1 Merencanakan rencana strategis IT
Pada PT. Transindo Jaya Komara sudah mengetahui akan rencana strategis TI, meski kenyataannya pelaksanaannya sering diabaikan. Pendokumentasian belum terstruktur dengan jelas. Dan hanya diketahui oleh beberapa pegawai yang berkepentingan saja. Update dari rencana strategis TI merupakan respon dari permintaan pihak perusahaan dan juga berdasarkan perubahan kondisi yang ada. Keputusan-keputusan stategis yang diambil hanya berdasarkan pada masalah yang ada dalam proyek yang dilaksanakan, belum berdasarkan rencana strategis TI yang telah ditetapkan secara konsisten.

Tetapi pada perusahaan ini sudah adanya solusi TI yang dibuat untuk menghadapi masalah yang ada. Penyampaian kepada konsumen juga sudah dilakukan, hanya belum berjalan dengan maksimal. Penyampaian kepada konsumen dilakukan secara online, dengan website yang diberikan perusahaan. Seperti adanya rencana strategis dalam pemanfataan TI pada perusahaan ini yakni :
-          Solusi menyeluruh untuk industri perdagangan dan investasi
-          Solusi TI menyeluruh dengan nilai yang luar biasa
-          Solusi TI menyeluruh dengan kompetensi yang tinggi

·         PO 2 Arsitektur Informasi
Belum semua instansi memiliki sistem informasi dan sistem informasi yang dikembangkan belum terintegrasi.

·         PO 3 Arah Teknologi
Teknologi yang digunakan belum begitu canggih karena sarana dan prasarana belum memadai.

·         PO 4 Organisasi TI dan hubungan
Sudah ada sebuah organisasi yang jelas dan secara khusus menangani bidang IT, tetapi belum bekerja secara maksimal.

·         PO 5 Investasi TI
Belum adanya rancangan anggaran TI yang menyeluruh. Alokasi anggaran yang terbatas.

·         PO6 Komunikasi tujuan dan arah manajemen
Masih lemahnya koordinasi pembagian produk produk. Hal ini menyebabkan koordinasi koperasi kurang efektif dan antrian yang semakin panjang.

·         PO 7 Manage SDM
Penempatan SDM yang tidak tepat dan pembagian tugas yang tidak jelas. Pengelolaan sumber daya yang belum optimal baik di tingkat teknis operasional maupun manajerial.

·         PO 8 Kesesuaian dengan external requirement
Kurangnya kesiapan dalam antisipasi (change of management) baik terhadap perkembangan teknologi informasi dan komunikasi maupun terhadap tuntutan masyarakat (globalisasi).

·         PO 9 Menilai Resiko TI
Di PT. Transindo Jaya Komara sudah adanya  kebijakan akan manajemen resiko, karena sebagian besar pelaksanaan kegiatan bisnis di Departemen TI di perusahaan ini sudah memanfaatkan teknologi 100 %. Manajemen resiko dilakukan sesuai dengan proses yang telah ditentukan perusahaan, namun belum ada standart khusus untuk mengatur kebijakan manajemen resiko tersebut. Tetapi manajemen resiko pada perusahaan ini belum disosialisasikan kepada seluruh pegawai, jadi hanya pihak terkait atau manager yang mengaturnya dan menjalankannya. Apabila terjadi kesalahan manajer yang memberitahukan secara manual kepada pegawainya.

Proses kelonggaran/mitigasi yang diberikan terhadap resiko proyek, baik proyek baru atau lama semuanya diperiksa oleh manager, tetapi masih belum konsisten karena tidak adanya standart khusus untuk proses tersebut.

·         PO 10 Manajemen Proyek
Pada perusahaan ini, menajemen untuk proyek telah memenuhi kebutuhan user. User disini ialah pegawai, manager, pimpinan dan stakeholders lainnya. Namun, proses pedokumentasian belum berjalan dengan baik serta pengembangan dan penggunaan teknik juga belum dilaksanakan dengan baik. Serta aplikasi dari penerapan management proyek tergantung pada kebijakan dari manager.

·         PO 11 Manajemen kualitas
Kurangnya tenaga ahli yang mampu mengawasi kualitas TI dan rendahnya penghargaan terhadap SDM TI terampil mempengaruhi kualitas sistem dan pengembangan TI.

Kesimpulan Dari Kasus
Metode cobit perlu diterapkan pada PT Transindo Jaya Komara, hal ini berdasarkan atas kelemahan-kelemahan yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya. Dengan diterapkannya metode cobit diharapkan kinerja PT Transindo Jaya Komara dapat lebih baik dan terorganisir sehingga visi dan misi perusahaan dapat tercapai dan juga dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi investor koperasi, pemegang saham dan pemerintah.


Referensi :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar