Sabtu, 06 Juni 2015

CERPEN



Mungkin kebanyakan orang menganggap masa-masa SMA masa yang paling tidak bisa dilupakan. Memang benar, karena di masa SMA masa dimana terakhir mengenakan baju seragam, beranjaknya kita menuju kedewasaan, mengenal dan dekat dengan lawan jenis, menemukan teman-teman yang bisa dibilang sahabat bahkan seperti keluarga dekat, mendapatkan guru yang membimbing kita dengan sabar untuk melangkah menuju ke perguruan tinggi.
Hari itu tepat kelas satu SMA semester kedua, sekolah Bella mengadakan acara class meeting seperti perlombaan antar kelas, ada berbagai macam lomba yang diadakan salah satunya futsal. Bella yang saat itu sedang duduk bersama teman-temannya di koridor, kemudian berpindah menepi di pinggir lapangan untuk menonton futsal. Langit saat itu cukup cerah, hingga Bella berkeringat dan memutuskan untuk kembali duduk. Tak disangka, saat Bella menonton futsal itu ternyata ada yang memperhatikannya salah satu dari pemain futsal itu. Ya dia Rendi anak kelas satu juga sama dengan Bella, tapi mereka tidak satu kelas. Rendi meminta ke temannya untuk dikenalkan sama Bella. Lewat temannya, Rendi pun mendapatkan nomer Bella. Rendi yang mondar-mandir sambil memegang handphonenya, berfikir apa yang harus dikatakan kalau menghubungi Bella karena kecanggungan. Akhirnya Rendi memutuskan untuk chat Bella lewat aplikasi smartphonenya saja.
Bella yang saat itu sedang berbaring mengerjakan tugas mendengar handphonenya berdering pemberitahuan bbm, dan ternyata itu Rendi. Bella yang tidak pernah mengenal dan melihat Rendi kebingungan siapa yang menghubungi dan bagaimana bisa dia menghubungi Bella. Bella pun merasa sedikit kesal ada yang memberitahu pinnya ke orang yang dia tidak kenal. Akhirnya Rendi memberitahu gimana dia bisa menghubungi Bella, dan Rendi menceritakan kejadian saat class meeting itu. Bella pun merasa lega ternyata Rendi teman dekat dari teman Bella. Mereka pun memulai percakapan lewat bbm ini, berkenalan dengan baik. Semakin hari mereka semakin dekat, sudah seperti teman lama saking akrabnya mereka. Tidak sengaja mereka bertemu di koperasi sekolah, rasa canggung pun dirasakan kembali oleh Rendi begitu pula dengan Bella. Karena baru kali itu mereka berpaspasan bertemu di sekolah, padahal mereka sudah sering mengobrol ya memang hanya sebatas bbm. Rendi pun memberanikan dirinya untuk menyapa Bella, “Hai Bell..” sambil tertawa kecil Rendi sedikit malu, “Hai Ren, ngapain lagi beli apa?” sahut Bella sambil memberi senyum ke Rendi. “ini lagi nemenin temen aja..” jawab Rendi. Rendi yang memberanikan diri untuk mengajak Bella pulang bareng nanti, akhirnya berbicara “nanti pulang sama siapa Bell? Bareng gue aja kalau gak dijemput..” ajak Rendi . “oh iya Ren makasih sebelumnya, nanti gue kabarin lagi ya kalau gue ngga dijemput...” jawab Bella sambil pamit ke Rendi “duluan ke kelas ya Ren, gue..” Rendi pun menunggu bel pulang. Teng-teng-teng...... bel pulang pun berbunyi. Rendi pun  melangkahkan kakinya ke kelas Bella untuk mengantar Bella pulang. Di perjalanan pulang mereka pun masih merasa cangung, Rendi pun membuka percakapan. Sesampainya di depan rumah Bella, Rendi memberitahu perasaannya ke Bella. “DEG!” Bella pun merasa kaget, malu, bahkan senang. Campur aduk ketika Rendi berbicara seperti itu, Bella pun tidak langsung menjawab saat itu. Tidak panjang lebar, Rendi mengerti maksud Bella dan Rendi berpamitan untuk pulang.
8hari Bella masih belum menjawab yang diberitahu Rendi kepadanya, karena saat itu mereka fokus untuk ujian kenaikan kelas. Seperti hari-hari biasanya saja mereka masih mengirim pesan pulang bersama. Hingga akhirnya setelah selesai ujian,Bella menjawab pertanyaan Rendi. Bella merasa Rendi memang baik, nyaman yang Bella rasakan ketika sudah bersama Rendi. Rendi pun merasa senang Bella bisa menerimanya. Orangtua mereka pun sudah mengetahui, mereka sangat dekat ketika di semester 2. Hubungan Bella dan Rendi semakin dekat ketika mereka naik kelas 2 SMA, tidak ada lagi rasa canggung ataupun malu. Mereka sangat terbuka satu sama lain, pergi dan pulang sekolah selalu bersama. Hari libur mereka biasanya nonton film ataupun makan keluar, kadang Bella ataupun Rendi bermain kerumahnya bisa lebih dekat dengan keluarga masing-masing. Setahun mereka sangat dekat, kadang terjadi percekcokan namun Rendi yang baik dan bersifat untuk lebih dewasa mencoba mengalah. Tiba kenaikan kelas 3, tepat dimana mereka merayakan 2 tahunnya. Kegiatan dikelas tiga bisa dibilang cukup padat jadwalnya, namun Rendi dan Bella bisa membagi waktu ini dengan baik. Tak terasa mereka bersama hampir 3 tahun, semakin dekat Ujian Nasional mereka berfikir untuk mendaftar perguruan tinggi yang berbeda. Tiba hari pendaftaran PTN. Cukup lama menunggu pengumuman ptn, Rendi dan Bella pun menghabiskan waktunya selama sebulan lebih dengan mensurvei universitas lain, kadang menonton film ataupun makan seperti halnya hari-hari libur yang sebelumnya mereka lewati. Tiba hari pengumuman ptn,ternyata Rendi dan Bella tidak diterima di perguruan tinggi yang mereka daftarkan. Dan mereka memutuskan untuk masuk ke perguruan tinggi swasta.
Tidak lama setelah mendaftar, beberapa minggu kemudian universitas mulai mengadakan ospek. Beberapa hari mereka mengikuti kegiatan ospek ini, hingga tiba dimana Rendi dan Bella sudah menjadi mahasiswa. Jurusan yang mereka ambil memang sama, namun ternyata Rendi dan Bella tidak sekelas. Jam –jam perkuliahan mereka pun berbeda, tapi mereka kadang menyempatkan waktu bertemu di kampus. Suatu hari Bella mengajak Rendi untuk makan siang bareng, tapi Rendi tidak bisa. Bella yang mencoba mengajak Rendi untuk pulang bersama pun Rendi menolak dengan alasan masih ada jam perkuliahan. Sikap Rendi ini membuat Bella curiga padanya, Bella mencoba bertanya apa dia ada salah sama Rendi. Rendi pun sudah jarang untuk mengabarkan Bella, Bella mencoba cerita ke temannya sampai tak bisa ditahan lagi Bella pun menangis karena sikap Rendi yang sudah jauh berbeda. Bella yang terus mencoba mengajak Rendi jalan bersama seperti biasanya, selalu Rendi jawab dengan alasan yang tidak masuk akal menurut Bella. Kadang bbm Bella tidak di gubris oleh Rendi, semakin sedih hati Bella. Bella yang merasa Rendi baik, sopan dengan keluarga, bahkan sudah merasa sangat dekat seperti kakak adik, dinggap oleh Rendi telah menghilang begitu saja. Bahkan Rendi menganggap dan merasa sudah tidak punya hubungan dengan Bella.
Hingga Rendi dengan beraninya, menelfon Bella untuk memutuskan hubungan dan jangan mencoba untuk menghubunginya. Saat itu juga Bella menangis dan bergegas melajukan motornya ke rumah Rendi untuk meminta maaf dan berharap hubungannya bisa membaik. Sesampainya Bella dirumah Rendi, Bella mencoba bicara baik-baik untuk meminta maaf kalau ada salah dan mencoba agar Rendi tidak mengulangi perkataan yang sebelumnya di telfon. Namun Rendi berkata dengan tegas di hadapan Bella “maaf Bell aku udah ngga bisa..” Bella yang sebelumnya sudah menangis, semakin kejar tangisannya di hadapan Rendi hingga matanya sedikit membengkak. Rendi yang dianggapnya baik, bisa membuat nyaman Bella kini benar-benar berubah menyakiti hati Bella. Dengan keadaan mata yang memerah penuh air mata Bella kembali untuk pulang. Setibanya dirumah tangisan Bella semakin tidak bisa terbendung, untuk ke kampus pun Bella sedikit ragu takut bertemu Rendi di kampus dan Bella merasakan kejadian itu lagi. Dengan waktu yang cukup lama Bella mencoba melupakan Rendi. Hingga Bella tersadar kalau sikap Rendi yang berubah ini karena ada seorang perempuan dikelasnya disukai Rendi , tidak berapa lama setelah kejadian di telfon itu. Rendi mempunyai hubungan dengan perempuan sekelasnya itu. Semakin sakit dan sedih perasaan Bella ketika mengetahui itu.
Bella pun mencoba kuat, tidak mau berada dalam keadaan seperti ini terus. Sedikit demi sedikit Bella sudah melupakan kejadian-kejadiaanya bersama Rendi yang hampir 3 tahun bersama.
               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar