Jumat, 01 Mei 2015

MANUSIA DAN PENDERITAAN



A.      PENGERTIAN PENDERITIAN
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dara artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir atau batin atau lahir dan batin. Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan liku liku kehidupan manusia. Penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah diatasi dengan cara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya, sedangkan penderitaan psikis, penyembuhan nya terletak paa kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya.Kita mengetahui bahwa faktor yang mempengaruhi penderitaan itu adalah faktor internal dan eksternal. Faktor ini dapat dibedakan dua macam yaitu:
1. Eksternal murni, yaitu penyebab yang benar-benar berasal dari luar diri manusia yang  bersangkutan.
2. Eksternal tak murni, yaitu penyebabnya tampak dari luar diri manusia, tetapi sebenarnya dari dalam diri manusia yang bersangkutan.


B.      SIKSAAN
Penderitaan biasanya di sebabkan oleh siksaan. Baik fisik ataupun jiwanya.Siksaan atau penyiksaan digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah.Arti siksaan, siksaan berupa jasmani dan rohani bersifat psikis, kebimbangan, kesepian, ketakutan.
Siksaan Yang Sifatnya Psikis :
·         Kebimbangan, memiliki arti tidak dapat menetukan pilihan mana yang akan dipilih.
·         Kesepian, merupakan rasa sepi yang dia alami pada dirinya sendiri / jiwanya walaupun ia dalam lingkungan orang ramai.
·         Ketakutan, adalah sebuah sesuatu yang tidak dinginkan yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar – besarkan tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia.




C.      KEKALUTAN MENTAL
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar. Gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah
1. nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
2. nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah
·         Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
1.       Gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohani.
2.       Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif
3.       Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang 3bersangkutan mengalami gangguan.

·         Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :
1.       Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
2.       Terjadinya konflik sosial budaya.
3.       Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.
Proses kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya kearah positif dan negatif. Positif; trauma jiwa yang dialami dijawab dengan baik sebgai usaha agar tetap survey dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut, ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam hidupnya.Negatif; trauma yang dialami diperlarutkan sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapai nya apa yang diinginkan.

·         Bentuk frustrasi antara lain :
1.       Agresi berupa kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadi hipertensi atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
2.       Regresi adalah kembali pada pola perilaku yang primitif atau ke kanak-kanakan
3.       Fiksasi; adalah peletakan pembatasan pada satu pola yang sama (tetap) misalnya dengan membisu.
4.       Proyeksi; merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif kepada orang lain.
5.       Identifikasi; adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya
6.       Narsisme; adalah self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari paa orang lain.
7.       Autisme; ialah menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasi nya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang sinting.



·         Penderitaan kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
1.       kota – kota besar
2.       anak-anak muda usia
3.       wanita
4.       orang yang tidak beragama
5.       orang yang terlalu mengejar materi
Apabila kita kelompokan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
1. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
2. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan

Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, atau ingin bunuh diri. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, mislanya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup, dan sebagainya. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti. Misalnya sifat anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa, dan lain lain.

D.      PENDERITAAN DAN PERJUANGAN
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis, ia harus berusaha mengatasi kesulitan hidupnya. Allah berfirman dalam surat Arra’du ayat 11, bahwa Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya. Pembebasan dari penderitaaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Kita sebagai manusia hanya bisa merencanakan namun yang Tuhanlah yang yang menentukan hasilnya.


E.       PENDERITAAN DAN SEBAB-SEBABNYA
Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan dapat diperinci sebagai berikut :
1.    Penderitaan yang timbul karena perbuatan manusia Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat memperbaiki nasibnya. Perbedaan nasib buruk dan takdir, kalau takdir Tuhan yang menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia penyebabnya, seperti bencana banjir karna ulah manusia yang membuang sampah sembarangan.
2.    Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu. Banyak contoh kasus penderitaan semacam ini dialami manusia, seperti: Nasip buruk penderitaan ini karenakan perbuatan buruk manusia yang dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan alam sekitarnya. Perbedaan nasip buruk dan takdir adalah jika takdir di tentukan oleh tuhan sedangkan nasib buruk penyebabnya Karena ulah manusia itu sendiri.

F.       PENGARUH PENDERITAAN
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap mi diungkapkan dalam peribahasa “sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna”, “nasi sudah menjadi bubur”. Kelanjutan dan sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dan penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dan kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa; anti ibu tiri, ia berjuang melawan sikap ibu tiri; anti kekerasan, ia berjuang menentang kekerasan, dan lain-lain. Apabila sikap negatif dan sikap positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton akan memberikan penilaiannya.Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai. Keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan.


G.     SEBUAH CERITA BERKAITAN MATERI DIATAS
Mungkin kebanyakan orang menganggap masa-masa SMA masa yang paling tidak bisa dilupakan. Memang benar, karena di masa SMA masa dimana terakhir mengenakan baju seragam, beranjaknya kita menuju kedewasaan, mengenal dan dekat dengan lawan jenis, menemukan teman-teman yang bisa dibilang sahabat bahkan seperti keluarga dekat, mendapatkan guru yang membimbing kita dengan sabar untuk melangkah menuju ke perguruan tinggi.
Hari itu tepat kelas satu SMA semester kedua, sekolah Bella mengadakan acara class meeting seperti perlombaan antar kelas, ada berbagai macam lomba yang diadakan salah satunya futsal. Bella yang saat itu sedang duduk bersama teman-temannya di koridor, kemudian berpindah menepi di pinggir lapangan untuk menonton futsal. Langit saat itu cukup cerah, hingga Bella berkeringat dan memutuskan untuk kembali duduk. Tak disangka, saat Bella menonton futsal itu ternyata ada yang memperhatikannya salah satu dari pemain futsal itu. Ya dia Rendi anak kelas satu juga sama dengan Bella, tapi mereka tidak satu kelas. Rendi meminta ke temannya untuk dikenalkan sama Bella. Lewat temannya, Rendi pun mendapatkan nomer Bella. Rendi yang mondar-mandir sambil memegang handphonenya, berfikir apa yang harus dikatakan kalau menghubungi Bella karena kecanggungan. Akhirnya Rendi memutuskan untuk chat Bella lewat aplikasi smartphonenya saja.
Bella yang saat itu sedang berbaring mengerjakan tugas mendengar handphonenya berdering pemberitahuan bbm, dan ternyata itu Rendi. Bella yang tidak pernah mengenal dan melihat Rendi kebingungan siapa yang menghubungi dan bagaimana bisa dia menghubungi Bella. Bella pun merasa sedikit kesal ada yang memberitahu pinnya ke orang yang dia tidak kenal. Akhirnya Rendi memberitahu gimana dia bisa menghubungi Bella, dan Rendi menceritakan kejadian saat class meeting itu. Bella pun merasa lega ternyata Rendi teman dekat dari teman Bella. Mereka pun memulai percakapan lewat bbm ini, berkenalan dengan baik. Semakin hari mereka semakin dekat, sudah seperti teman lama saking akrabnya mereka. Tidak sengaja mereka bertemu di koperasi sekolah, rasa canggung pun dirasakan kembali oleh Rendi begitu pula dengan Bella. Karena baru kali itu mereka berpaspasan bertemu di sekolah, padahal mereka sudah sering mengobrol ya memang hanya sebatas bbm. Rendi pun memberanikan dirinya untuk menyapa Bella, “Hai Bell..” sambil tertawa kecil Rendi sedikit malu, “Hai Ren, ngapain lagi beli apa?” sahut Bella sambil memberi senyum ke Rendi. “ini lagi nemenin temen aja..” jawab Rendi. Rendi yang memberanikan diri untuk mengajak Bella pulang bareng nanti, akhirnya berbicara “nanti pulang sama siapa Bell? Bareng gue aja kalau gak dijemput..” ajak Rendi . “oh iya Ren makasih sebelumnya, nanti gue kabarin lagi ya kalau gue ngga dijemput...” jawab Bella sambil pamit ke Rendi “duluan ke kelas ya Ren, gue..” Rendi pun menunggu bel pulang. Teng-teng-teng...... bel pulang pun berbunyi. Rendi pun  melangkahkan kakinya ke kelas Bella untuk mengantar Bella pulang. Di perjalanan pulang mereka pun masih merasa cangung, Rendi pun membuka percakapan. Sesampainya di depan rumah Bella, Rendi memberitahu perasaannya ke Bella. “DEG!” Bella pun merasa kaget, malu, bahkan senang. Campur aduk ketika Rendi berbicara seperti itu, Bella pun tidak langsung menjawab saat itu. Tidak panjang lebar, Rendi mengerti maksud Bella dan Rendi berpamitan untuk pulang.
8hari Bella masih belum menjawab yang diberitahu Rendi kepadanya, karena saat itu mereka fokus untuk ujian kenaikan kelas. Seperti hari-hari biasanya saja mereka masih mengirim pesan pulang bersama. Hingga akhirnya setelah selesai ujian,Bella menjawab pertanyaan Rendi. Bella merasa Rendi memang baik, nyaman yang Bella rasakan ketika sudah bersama Rendi. Rendi pun merasa senang Bella bisa menerimanya. Orangtua mereka pun sudah mengetahui, mereka sangat dekat ketika di semester 2. Hubungan Bella dan Rendi semakin dekat ketika mereka naik kelas 2 SMA, tidak ada lagi rasa canggung ataupun malu. Mereka sangat terbuka satu sama lain, pergi dan pulang sekolah selalu bersama. Hari libur mereka biasanya nonton film ataupun makan keluar, kadang Bella ataupun Rendi bermain kerumahnya bisa lebih dekat dengan keluarga masing-masing. Setahun mereka sangat dekat, kadang terjadi percekcokan namun Rendi yang baik dan bersifat untuk lebih dewasa mencoba mengalah. Tiba kenaikan kelas 3, tepat dimana mereka merayakan 2 tahunnya. Kegiatan dikelas tiga bisa dibilang cukup padat jadwalnya, namun Rendi dan Bella bisa membagi waktu ini dengan baik. Tak terasa mereka bersama hampir 3 tahun, semakin dekat Ujian Nasional mereka berfikir untuk mendaftar perguruan tinggi yang berbeda. Tiba hari pendaftaran PTN. Cukup lama menunggu pengumuman ptn, Rendi dan Bella pun menghabiskan waktunya selama sebulan lebih dengan mensurvei universitas lain, kadang menonton film ataupun makan seperti halnya hari-hari libur yang sebelumnya mereka lewati. Tiba hari pengumuman ptn,ternyata Rendi dan Bella tidak diterima di perguruan tinggi yang mereka daftarkan. Dan mereka memutuskan untuk masuk ke perguruan tinggi swasta.
Tidak lama setelah mendaftar, beberapa minggu kemudian universitas mulai mengadakan ospek. Beberapa hari mereka mengikuti kegiatan ospek ini, hingga tiba dimana Rendi dan Bella sudah menjadi mahasiswa. Jurusan yang mereka ambil memang sama, namun ternyata Rendi dan Bella tidak sekelas. Jam –jam perkuliahan mereka pun berbeda, tapi mereka kadang menyempatkan waktu bertemu di kampus. Suatu hari Bella mengajak Rendi untuk makan siang bareng, tapi Rendi tidak bisa. Bella yang mencoba mengajak Rendi untuk pulang bersama pun Rendi menolak dengan alasan masih ada jam perkuliahan. Sikap Rendi ini membuat Bella curiga padanya, Bella mencoba bertanya apa dia ada salah sama Rendi. Rendi pun sudah jarang untuk mengabarkan Bella, Bella mencoba cerita ke temannya sampai tak bisa ditahan lagi Bella pun menangis karena sikap Rendi yang sudah jauh berbeda. Bella yang terus mencoba mengajak Rendi jalan bersama seperti biasanya, selalu Rendi jawab dengan alasan yang tidak masuk akal menurut Bella. Kadang bbm Bella tidak di gubris oleh Rendi, semakin sedih hati Bella. Bella yang merasa Rendi baik, sopan dengan keluarga, bahkan sudah merasa sangat dekat seperti kakak adik, dinggap oleh Rendi telah menghilang begitu saja. Bahkan Rendi menganggap dan merasa sudah tidak punya hubungan dengan Bella.
Hingga Rendi dengan beraninya, menelfon Bella untuk memutuskan hubungan dan jangan mencoba untuk menghubunginya. Saat itu juga Bella menangis dan bergegas melajukan motornya ke rumah Rendi untuk meminta maaf dan berharap hubungannya bisa membaik. Sesampainya Bella dirumah Rendi, Bella mencoba bicara baik-baik untuk meminta maaf kalau ada salah dan mencoba agar Rendi tidak mengulangi perkataan yang sebelumnya di telfon. Namun Rendi berkata dengan tegas di hadapan Bella “maaf Bell aku udah ngga bisa..” Bella yang sebelumnya sudah menangis, semakin kejar tangisannya di hadapan Rendi hingga matanya sedikit membengkak. Rendi yang dianggapnya baik, bisa membuat nyaman Bella kini benar-benar berubah menyakiti hati Bella. Dengan keadaan mata yang memerah penuh air mata Bella kembali untuk pulang. Setibanya dirumah tangisan Bella semakin tidak bisa terbendung, untuk ke kampus pun Bella sedikit ragu takut bertemu Rendi di kampus dan Bella merasakan kejadian itu lagi. Dengan waktu yang cukup lama Bella mencoba melupakan Rendi. Hingga Bella tersadar kalau sikap Rendi yang berubah ini karena ada seorang perempuan dikelasnya disukai Rendi , tidak berapa lama setelah kejadian di telfon itu. Rendi mempunyai hubungan dengan perempuan sekelasnya itu. Semakin sakit dan sedih perasaan Bella ketika mengetahui itu.
Bella pun mencoba kuat, tidak mau berada dalam keadaan seperti ini terus. Sedikit demi sedikit Bella sudah melupakan kejadian-kejadiaanya bersama Rendi yang hampir 3 tahun bersama.

Referensi:
 http://ilmubudayadasarardhi.blogspot.com/
http://hadiprianto.blogspot.com/2014/04/manusia-dan-penderitaan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar