1.1 ILMU PENGETAHUAN
Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah
seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman
manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi
agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan
membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari
keterbatasannya.
Ilmu pengetahuan mempunyai spektrum analisis amat
luas, mencakup persoalan yang sifatnya supermakro, makro dan mikro. Hal ini
jelas terlihat, misalnya pada ilmu-ilmu: fisika, kimia, kedokteran, pertanian,
rekayasa, bioteknologi, dan sebagainya.
Untuk membuktikan pengetahuan itu benar, perlu
berpangkal pada teori kebenaran pengetahuan :
1. Pengetahuan dianggap benar apabila dalil (proposisi) itu mempunyai
hubungan dengan dalil (proposisi) yang terdahulu
2. Pengetahuan dianggap benar apabila ada kesesuaian
dengan kenyataan
3. Pengetahuan dianggap benar apabila mempunyai konsekwensi praktis dalam
diri yang mempunyai pengeahuan itu.
Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga komponen
penyangga tubuh pengetahuan yang disusunnya yaitu ; ontologis, epistemologis,
dan aksiologis. Epistemologis hanyalah merupakan cara bagaimana materi
pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi tubuh ilmu pengetahuan. Ontologis
dapat diartikan hakekat apa yang dikaji oleh pengetahuan, sehingga jelas ruang lingkup wujud yang menajdi objek
penelaahannya. Atau dengan kata lain ontologism merupakan objek formal dari
suatu pengetahuan. Komponen aksiologis adalah asas menggunakan ilmu pengetahuan
atau fungsi dari ilmu pengetahuan.
Untuk mencapai suatu pengetahuan yang ilmiah dan
obyektif diperlukan sikap yang bersifat ilmiah, yang meliputi empat hal yaitu :
1. Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga menacapi pengetahuan
ilmiah yang obeyktif
2. Selektif, artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi
supaya didukung oleh fakta atau gejala, dan mengadakan pemilihan terhadap
hipotesis yang ada
3. Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun
terhadap indera dam budi yang digunakan untuk mencapai ilmu
4.
Merasa pasti bahwa setiap pendapat,
teori maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian, namun masih terbuka
untuk dibuktikan kembali.
1.2 TEKNOLOGI
Teknologi adalah pemanfaatan ilmu untuk memecahkan suatu masalah dengan cara mengerahkan semua alat yang sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan skala nilai yang ada. Teknologi bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis serta untuk mengatasi semua kesulitan yang mungkin dihadapi. Selain menimbulkan dampak positif bagi kehidupan manusia, terutama mempermudah pelaksanaan kegiatan dalam hidup, teknologi juga memiliki berbagai dampak negatif jika tidak dimanfaatkan secara baik. Contoh masalah akibat perkembangan teknologi adalah kesempatan kerja yang semakin kurang sementara angkatan kerja makin bertambah, masalah penyediaan bahan-bahan dasar sebagai sumber energi yang berlebihan dikhawatirkan akan merugikan generasi yang akan datang.
·
FENOMENA TEKNIK
Fenomena teknik pada masyarakat masa kini, menurut
Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri sebagia berikut :
1. Rasionalistas,
artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan
dengan perhitungan rasional
2. Artifisialitas,
artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah
3. Otomatisme,
artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan secara otomatis. Demikian juga dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non teknis menjadi kegiatan teknis
4. Teknik
berkembang pada suatu kebudayaan
5. Monisme, artinya
semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung
6. Universalisme,
artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat menguasai
kebudayaan
7. otonomi artinya
teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.
Teknologi yang berkembang degnan pesat meliputi berbagai bidang kehidupan manusia. Luasnya bidang teknik digambarkan sebagai berikut :
Teknologi yang berkembang degnan pesat meliputi berbagai bidang kehidupan manusia. Luasnya bidang teknik digambarkan sebagai berikut :
1. Teknik meluputi
bidang ekonomi, artinya teknik mampu menghasilkan barang-barang industri.
Dengan teknik, mampu mengkonsentrasikan capital sehingga terjadi sentralisasi
ekonomi
2. Teknik meliputi
bidang organisasional seperti administrasi, pemerintahan, manajemen, hukum dan
militer
3. Teknik meliputi
bidang manusiawi. Teknik telah menguasai seluruh sector kehidupan manusia,
manusia semakin harus beradaptasi dengan dunia teknik dan tidak ada lagi unsur
pribadi manusia yang bebas dari pengaruh teknik.
1.3 ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN NILAI
Ilmu
pengetahuan dan teknologi sering dikaitkan dengan nilai atau moral. Hal ini
besar perhatiannya tatkala dirasakan dampaknya melalui kebijaksanaan
pembangunan, yang pada hakikatnya adalah penerapan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Penerapan ilmu pengetahuan khususnya teknologi sering kurang
memperhatikan masalah nilai, moral atau segi-segi manusiawinya. Keadaan
demikian tidak luput dari falsafah pembangunannya itu sendiri, dalam
menentukan pilihan antara orientasi produksi dengan motif
ekonomi yang kuat, dengan orientasi nilai yang menyangkut segi-segi kemanusiaan
yang terkadang harus dibayar lebih mahal.
IImu
adalah bukan tujuan tetapi sebagai alat atau sarana dalam rangka meningkatkan
taraf hidup manusia. dengan memperhatikan dan mengutamakan kodrat dan martabat
manusia serta menjaga kelestarian lingkungan alam.
·
Kini sikap ilmuwan dibagi menjadi dua golongan :
1.
Golongan yang menyatakan ilmu dan teknologi
adalah bersifat netral terhadap nilai-nilai baik secara ontologis maupun secara
aksiologis, soal penggunaannya terserah kepada si ilmuwan itu sendiri, apakah
digunakan untuk tujuan baik atau tujuan buruk. Golongan ini berasumsi bahwa
kebenaran itu dijunjung tinggi sebagai nilai, sehingga nilai-nilai kemanusiaan
Iainnya dikorbankan demi teknologi.
2.
Golongan yang menyatakan bahwa ilmu dan
teknologi itu bersifat netral hanya dalam batas-batas metafisik keilmuwan,
sedangkan dalam penggunaan dan penelitiannya harus berlandaskan pada asas-asas
moral atau nilai-nilai. golongan ini berasumsi bahwa ilmuwan telah mengetahui
ekses-ekses yang terjadi apabiia ilmu dan teknologi disaIahgunakan. Nampaknya
iImuwan goiongan kedua yang patut kita masyarakatkan sikapnya sehingga ilmuwan
terbebas dari kecenderungan “pelacuran” dibidang ilmu dan teknologi, dengan
mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan.
·
Upaya untuk menjinakkan teknologi diantaranya :
1.
Mempertimbangkan atau kalau perlu mengganti
kriteria utama dalam menolak atau menerapkan suatu inovasi teknologi yang
didasarkan pada keuntungan ekonomis atau sumbangannya kepada pertumbuhan
ekonomi.
2.
Pada tingkat konsekuensi sosial, penerapan
teknologi harus merupakan hasil kesepakatan ilmuan sosial dari berbagai
disiplin ilmu.
1.4 KEMISKINAN
1.4 KEMISKINAN
Kemiskinan
lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup
yang pokok. dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian,
tempat berteduh, dB. (Emil Salim, Kemiskinan merupakan tema sentral dari
perjuangan bangsa, sebagai inspirasi dasar dan perjuangan akan kemerdekaan
bangsa, dan motivasi fundamental dari cita-cita menciptakan masyarakat adil dan
makmur. Garis kemiskinan, yang menentukan batas minimum pendapatan yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi oleh tiga hal:
1.
Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang
diperlukan,
2.
Posisi manusia dalam lingkungan sekitar, dan
3.
Kebutuhan objektif manusia untuk bisa hidup
secara manusiawi.
Atas dasar ukuran ini maka mereka yang hidup di bawah garis
kemiskinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Tidak memiliki faktor produksi sendiri seperti
tanah, modal, keterampilan, dsb.
2.
Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh
asset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan
atau modal usaha
3.
Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai
tamat sekolah dasar karena harus membantu orang tua mencari tambahan
penghasilan;
4.
Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas
self employed), berusaha apa saja;
5.
Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan
tidak mempunyai keterampilan.
Pola relasi dalam struktur sosial ekonomi ini dapat
diuraikan sebagai berikut :
1.
Pola relasi antara manusia (subjek) dengan sumber-sumber
kemakmuran ekonomi seperti alat-alat produksi, fasilitas-fasilitas negara,
perbankan, dan kekayaan sosial. Apakah ini dimiliki, disewa, bagi-hasil,
gampang atau sulit bagi atau oleh subjek tersebut.
2.
Pola relasi antara subjek dengan hasil produksi.
Ini menyangkut masalah distribusi hasil, apakah memperoleh apa yang diperlukan
sesuai dengan kelayakan derajat hidup manusiawi.
3.
Pola relasi antara subjek atau komponen-komponen
sosial-ekonomi dalam keseluruhan mata rantai kegiatan dengan bantuan sistem
produksi. Dalam hal iniadalah mekanisme pasar, bagaimana posisi dan peranan manusia
sebagai subjek dalam berfungsinya mekanisme tersebut.
referensi:
http://syifaamalia22.wordpress.com/2012/01/14/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan-kemiskinan/
https://dadangdaelimi.wordpress.com/2013/01/14/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan-kemiskinan/
http://ulfizulfa.wordpress.com/2012/11/18/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan-kemiskinan/
referensi:
http://syifaamalia22.wordpress.com/2012/01/14/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan-kemiskinan/
https://dadangdaelimi.wordpress.com/2013/01/14/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan-kemiskinan/
http://ulfizulfa.wordpress.com/2012/11/18/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan-kemiskinan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar